Sabtu, 18 April 2009

KANG SANTRI







KANG SANTRI
Pagi itu selasa 14 Juli 2009, seperti biasa mata saya masih terlalu berat untuk diajak melek. Kebiasaan saya di Lirboyo yang kalau malam susah tidur full sampai pagi, semakin menambah berat untuk mata saya bisa melek dipagi hari. Saya sadar pagi itu ada jadwal ujian masuk pukul 08.30 WIB di Lt.III Gedung Dirosah Islamiyah Uneversitas Islam Negri Syarif Hidayatullah (UIN SYAHIDA) Jakarta. Kesadaran disaat sadar itulah yang sengaja saya manfaatkan untuk nitip pesan ke banyak orang, baik yang dekat (satu kamar) ataupun yang jauh via miscall untuk membangunkan saya sekitar pkul 08.00 WIB. Tepat mulai pukul 08.00 alarem hp-ku berdering, sejenak saya terbangun dan melirik ke layar hp, ingatanku yang masih belum sempurna sedikit sadar kalau pada saat itu saya harus melek karena ada test perdana di UIN itu. Kebiasaan sifat bungsuku, manjaku sempat hampir kambuh yang kalau sudah bangun tapi masih ngantuk secara otomatis mata demen banget pengin nutup lagi, namun belum sempurna mata saya tertutup berbagai pesanan mulai reaksi, baik goyongan tangan temen yag ngoprak-ngoprak “heh…katanay ada test…bangun tuh..dah jam 08.00…”, belum lagi alarem jarak jauh via miscall terus berdering, sempurna juga akhirnya kesadranku untuk bisa melek penuh.
Wa ba’du…

Saya berangkat jalan kaki dari base camp Lirboyo Comunity (LC) ke UIN, lima menit kemudian sampai juga saya di Lt.III Gedung Dirosah Islamiyah UIN Jakarta itu. Sesampai diruangan, sejenak saya berfikir……’ajiibb…saya hari ini pake sepatu lagi? duduk manis di ruang kelas lagi? penyakit bawaanku dari kecil kambuh juga diruang kelas itu, saya gak pernah betah kalau pakai sepatu, bawaannya sumuk dan sumpek kaki ini rasanya, belum lagi serangan rasa kantuk yang terus mendera, wuh….hari pertama adaptasi kenalan kampus BT juga rasanya. Lebih rileks jadi kang santri, gak banyak aturan, apa adanya, dan yang jelas bebas ekspresi kalau hidup ala santri, di dunia santri masalah apapun biasanya hanya mengarah pada sopan syar’an wa ‘adatan (Sopan baik menurut syari’at maupun adat sekitar).

Lima hari di Jakarta akhirnya berlalu juga, berbagai test ujian untuk masuk Fakultas Ushuludin Jurusan Tafsir Hadits telah tuntas kujalani. Waktu terus bergulir hingga tiba saatnya tanggal 6 Agstus pengumuman hasil ujian. Dengan sedikit berdebar dan banyak tidak berdebarnya (Lho…kok bisa?ya bisa-lah…kuliah bukanlah sebuah keharusan bagi saya, ada yang lebih bermakna bagi saya dalam hidup ini), saya coba browsing di internet cari informasi kelulusan, yah dengan kunci memaskan nomor ujianku 20910071, saya enter, akhirnya muncul juga nama Muhammad Muslih Jurusan Tafsir Hadits….yah alhamdulillah saya lulus diterima dikampus nomor wahid yang ada embel-embel Islamnya dalam negeri ini. Ada senang ada gamang, ada remang, ada terang, ada asa menerawang dan ada banyak rasa bercampur dalam kalbuku, dan selanjutnya akupun hanya mengalir mengikuti aliran garis-garis takdir Tuhan…..

Berpindahnya Syarif Hidayatullah dari IAIN ke UIN dan terbukanya bagi fakultas-fakultas umum di UIN ini, menghantarkan pada UIN sebgai alternatif para calon mahasiswa yang notabene mereka tidak ada basic pengetahuan agamanya sekalipun, toh di UIN tidak mau belajar tentang agama, saya mau masuk kedokteran kok, saya mau masuk psikologi kok, begitu alasan-alasan sebagian mereka yang masuk UIN fakultas non agama, sehingga tidak heran konon katanya tahun ini 2009 UIN dibanjiri pendaftar calon mahasiswa sampai dua belas ribu pendaftar (Wusssy…12.000 pendaftar…luar biasa..), nah bagi temen – temen yang merasakan langsung bagaimana proses daftar ulang (registrasi) bagi calon mahsiswa yan lulus…wuh….jan…saya sendiri sampe ngebayangin bagaimana kalau dihisab kelak di akhirat…?(Lho…kok bisa?), yah entah karena system UIN yang masih ruwet, kebanyakan loket, prosedur yang belum sistematis atau karena saking banyaknya calon mahsiswa atau juga karena faktor keduanya…yang jelas wuh…puanas, keringatan, cape, BT, antri dengan ribuan orang, sempat berfikir kapok, semuanya dioplpos jadi satu.
Demikian secuil kisah tentang kangsantri yang mulai memakai sepatu lagi setelah sekian lama tahun menggantung sepatunya itu.

Salam kangen, salam sayang buat ade2 kelas saya di Lirboyo sana, tetap tenang yah kalian disitu, tetap semangat menhafal jurumiyyah, imrithi, alfiyyah, jauharul maknun atau uqudul juman…(gini-gini muhafadzoh saya seumur hidup diLirboyo belum pernah Mutawasit lho…). Tetaplah ta’dzim yah ama yai Idris, Yai Anwar, yai Habib, yai Imam, yai Kafa, Yai An’im. Yai Zam, dan yai-yai yang lain… gak usah grusa grusu, gak usah kesusu, semua ada masanya….kalau bisa usahakan kalian tamat lirboyo..karena ternyta tamat iku yo pentin kang….

Jakarta, 2 Romadhon 1430H/23 Agustus 2009.

nyoba nyoba


selamat menjalankan tugas.....bagi seluruh keluarga besar STAIN purwokerto yang sedang KKN di Purbalingga...
salam sayang sy buat all Alhidayah comunity...
imam ngabekti,fadlu,tolut,dan bolo pentung yg lain,,,buat nok erlin,nak andry,de ANJEL,faradil,dan semua yg ga bs sy sebut satu persatu...
maaf ya ga nyebut manafi setia budi&mashudi...
mereka berdua terlalu besar dan terlalu sepuh tuk sy sebut...
bikin loading lama aj..
Sukses...buat anak2Q tersayang...
abah sayang kalian always remember for You..
hasbunallah Wa ni'mal wakiel...
salam...

Dalam blog ini