Sabtu, 24 April 2010

PROSES

Perjalanan Panjang Yang Mahal Nilainya
Catatan kecil untuknya

Andaikan Tuhan berprilaku seperti manusia, pasti Tuhan akan tersenyum melihat berbagai tingkah, polah para manusia yang penuh dengan kebusukan dan kemunafikan itu. Bibirnya mengucapkan rindu, tapi hatinya jauh dari mengingat; sorban,jubah, jilbab yang dipakainya setiap hari, tapi prilakunya tidak jauh dengan orang dungu, binatang , bahkan lebih parah dari itu. Aneh, terlalu pintar membela diri, selalu tergoda untuk mencari pembenaran diri pada kesalahan dirinya yang nyata, itulah sedikit dari banyaknya kemunafikan yang ada pada hampir seluruh manusia.
Bersyukurlah, karena ternyata Tuhan tidak seperti manusia, karena Ia memang Laisa kamitslihi Syaiun (Tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya), atau yang lebih dikenal dengan salah satu sifat wajib-Nya, Mukholafatu lil hawaditsi. Maka sejenak mersa amanlah dirimu - karena Tuhan tidak tersenyum- layaknya manusia yang tersenyum (melecehkan) ketika melhat sesamanya melakukan tindakan bodoh dan norak. Tuhan selalu melihat manusia dengan lautan rahmat-Nya, Tuhan selalu berikan kesempatan manusia untuk memperbaiki dirinya, walau berulang kali mansia abaikan kesempatan itu, tapi berulang kali pula Tuhan selalu dan selalu berikan kesempatan itu, Tuhan selalu melihat jeleknya dengn menanti taubatnya, Tuhan selalu berikan jatah rizki untuknya, walau manusia setiap hari tak pernah tahu arti terima kasih kepada-Nya……
Kasih-Nya, sayang-Nya, cinta-Nya,lembut-Nya, ampunan-Nya tak pernah ada batasnya bagi mereka yang mau menggunakan kesempatan itu. Rasa malau pasti ada bagi mereka yang masih diberikan akal waras dalam diriny. Rasa hina, kotor, dekil, penuh kemunafikan, kebanyakan polah, semua itu pasti mereka sadari dengan kejujuran hatinya.
Ada semacam keseimbangan alam dalam hidup ini begitu kata ahli geofisika, ada istilah kausalitas begitu kata guru bahasa Indonesia, ada Yat’allaqu Bil Mumkinaat (takdir berkaitan denagn hal yang rasional) begitu kira-kira komentar para Teolog Islam, ada harapan memanen setelah menanam begitu keyakinan para petani, singkat kata tidak ada yang terjadi dalam kehidupan ini hanya dengan Abrah Kedabrah, karena hal itu hanya berlaku bagi mereka para pesulap yang jauh dari dunia real.
Sipakah kita?maka lihatlah siapa teman dekat kita, begitu kata pengarang kitab akhlak yang biasa santri belia dendangkan “ anil mar’i laa tas’al fasal ‘an qorinihi # fainna al qoriina bil muqoorini yaqtadi “. Jangan kau tanya siapa kamu? (kalau kau ingin tahu tentag seseorang) tapi bertanyalah(liahtlah) siapa teman (dekat) dia # karena temannyalah (kemanpun ia) yang selalu menemaninya. Apakah yang akan kita panen esok? Tentuya kita harus balik tanya, apakah yang saya tanam hari ini?.
Apa yang dibaca, apa yang dilihat, apa yang dimakan, dilingkungan mana ia ditempatkan, semua itu sangat berpengaruh pada perkembangan seseorang, yang terus berproses hingga membentuk sebuah kepribadian. Begitu hasil analisis dan berbagai riset yang pernah dilakukan oleh para ilmuan barat. Rupanya konklusi(kesimpulan) ilmuan barat ada kaitannya dengan konsep ta’lim al muta’allimnya Syaekh Az Zarnuji yang menekankan untuk hati-hati masalah makanan, ada kaitannya juga dengan konsep-konsep kitab akhlak yang menekankan hati-hatilah dalam memilih teman dalam pergaulan. Bedanya Az zarnuji memang tidak peduli dengan gelar kehormatan,apa lagi gelar akademik, sehingga baginya tidak perlu memaparkan panjang lebar tentang hal itu, hasil riset, apa lagi format power point untuk sekedar bisa diproyeksikan dalam proyektor LCD.
Hati senantiasa menjerit, maersakan perihnya terluka, karena kita senantiasa setiap saat mamanjakan nafsu kita, hidup bukan lagi mazro’atul akhirat, tapi hadits itu direnggut kaganasan nafsu hingga nafsu dengan angkuh berkata life is fun….. ada satu hal yang membuat gelisah pada diri manusia, kejujuran hati. Ia betul kejujuran hati, apa yang terlintas dalam hati itulah fitrah, itulah natural of law ( hukum alam), biar sehebat apapun nafsu berkuasa, tapi rintihan kalbu itu akan tetap terngiang jelas setiap saat……
Give thanks to Allah…
For the moon n the sun..
Prince in more day for world is in what was
Take hold on your iman
Don’t give in to syaitan
Oh you belief please give thanks to Allah….
Allahu Ghofur
Allahu rahiim..
Allahu yuhibbul muhsinin….
Begitu cuplikan teks salah satu sebuah lagu, yang konon sebagian orang mengatakan lagu itu yang dinyanyikan Jacko (Michel Jacson) pasca ia masuk Islam. Dengan keteguhan Iman, dengan senantiasa terus mendeklarasikan diri berperang dengan syaitan, dengan menghidupkan keyakinan bahwa Allahu Ghofur, Allahu Rahiim, Allahu Yuhibbul Muhsisin…..kita harus yakin bahwa kita pasti bisa melawan diri sendiri, kita harus yakin bahwa kita bisa segera terentas dari kubangan-kubangan kepalsuan selama ini……kita harus yakin bahwa ada proses panjang dan berliku untuk sampai pada satu titik kemuliaan.Tersenyumlah dan menangislah, lupa dirilah dan ingatlah, berbohonglah dan jujurlah…………….semua itu ada pada manusia. Perjalanan masih panjang, hormati,fahami,renungi proses panjang kehidupan ini, kareana ia punya sisi nilai mahal tuk mencapai pada satu titik keridhoan-Nya.

By: elfamaria@yahoo.com
[0]

Dalam blog ini